Pendaftaran Indonesia ke BRICS diyakini akan membantu mengembalikan angka kelas menengah yang merosot dalam lima tahun terakhir. Dengan masuknya Indonesia ke BRICS maka potensi investasi masuk menjadi besar dan bisa membangkitkan kembali sektor industri yang mengalami pelambatan.
Presiden Prabowo Subianto membuat kebijakan penting di sektor luar negeri di awal masa pemerintahannya sebagai Kepala Negara. Prabowo membawa Indonesia bergabung ke aliansi ekonomi BRICS Plus.
Menteri Luar Negeri Sugiono bahkan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia. Ia mengutarakan keinginan Indonesia bergabung dengan blok ekonomi tersebut.
“Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” ujar Menlu Sugiono dalam keterangan resmi.
Sementara itu, Juru Bicara Kemenlu Roy Soemirat dalam keterangannya berujar, alasan Indonesia bergabung dengan BRICS adalah bentuk nyata dari politik luar negeri Indonesia. Untuk diketahui, Indonesia menganut politik bebas aktif mengupayakan agar bisa berpartisipasi di semua forum internasional, termasuk BRICS.
BRICS, yang merupakan singkatan dari lima negara berkembang yang berpengaruh yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa), pada hakikatnya bertujuan memperkuat suara negara-negara berkembang di hadapan dominasi-dominasi negara maju alias Global South.
Konsekuensi Logis Politik Bebas Aktif
Ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, menggunakan singkatan BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) dalam laporannya pada 2001 yang memprediksi empat negara tersebut bakal menjadi kekuatan ekonomi, terutama pada 2050.
Dari BRICS Portal disebutkan bahwa Rusia merupakan pihak yang memprakarsai pembentukan BRICS. Sejarah pembentukan BRICS bermula pada 20 September 2006, ketika diadakan Pertemuan Tingkat Menteri BRICS yang pertama atas usul Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Sesi Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Kemudian pada 2009 Brasil, Rusia, India, dan China mengadakan KTT pertama di Yekaterinburg. Setahun kemudian Afrika Selatan bergabung dan mulai berpartisipasi secara penuh dalam KTT pada 2011, sehingga namanya berubah menjadi BRICS.
Leave a Reply